Pages

Sunday, May 18, 2025

2500 Health &Defence Delegates Have Read This 3 of 13

 


19 Desember 2023



Yth. Ibu Dr. (H.C.) PUAN MAHARANI



Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan



Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia



Gedung Nusantara III

Jalan Gatot Subroto, Senayan

Jakarta 10270



Perihal: Dapatkah Anda Menghentikan Penyebaran Nyamuk Wolbachia?

Image description

Selamat Hari Bela Negara ke-75!

Dengan Hormat,

Kami mengundang Ibu Ketua DPR-RI yang terhormat untuk meluangkan waktunya guna mengevaluasi dengan seksama semua aspek terkait program Penyebaran Nyamuk ber-Wolbachia (Nyamuk Wolbachia).



Bersama email ini kami menyajikan informasi sebagai referensi pengetahuan tentang  Nyamuk Wolbachia dan perkembangan teknologinya yang dapat dikuasai hanya dengan mempelajari setiap tautan yang kami sertakan.

Kami ingin memastikan bahwa kebijakan yang diambil demi kepentingan masyarakat secara menyeluruh.



Petisi Gladiator Bangsa
Lebih dari 5000 orang Indonesia menandatangani petisi yang menyatakan bahwa mereka ingin proses due diligence dilakukan.

Dalam Petisi ini tersedia informasi yang cukup komprehensif sebagai referensi pengetahuan tentang Nyamuk Wolbachia dan bioteknologi yang biasa digunakan oleh militer asing dengan memanfaatkan nanoteknologi.

Nanotechnologi

Harapan kami, email ini dapat memberikan informasi yang lengkap dan jelas agar Ibu selaku Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI mendapat cukup referensi untuk mengambil keputusan yang terbaik bagi bangsa Indonesia.

Gladiator Bangsa - Bali Solidarity & Para Mangku adat di Pura Besakih

Kami meminta nasihat dari para Mangku di Pura Besakih, dan mereka menegaskan bahwa teknologi rekayasa genetika bukanlah respons yang pantas dan terhormat terhadap masalah kesehatan atau lingkungan apa pun. Mereka membuat pernyataan yang menolak program penyebaran Nyamuk Wolbachia dan semua GMO yang diterapkan pada semua strategi aksi kesehatan dan skenario WHO.

gif-c1-er0lkp-jro-mangku-gusti-jan-2023-12-18-142301

Program pemerintah dalam menanggulangi Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan membiakkan ratusan juta nyamuk Aides aegypti menjadi topik kontroversial dan menuai pro dan kontra di masyarakat. WMP (World Mosquito Program) mensyaratkan persetujuan 90% dari masyarakat sebelum mereka melakukan penyebaran telur Nyamuk Wolbachia tidak di jalankan di Indonesia.



Alasan terjadi penolakan terhadap program tersebut belakangan ini adalah karena mereka tidak meminta persetujuan kepada masyarakat. Hingga pada tanggal 15 September 2023, mereka membuat pengumuman melalui postingan Instagram:

Instagram Post

Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara menyatakan, Pemkot Denpasar Bali berencana melakukan distribusi massal telur nyamuk Aides aegypti yang terpapar bakteri Wolbachia sebagai upaya optimalisasi pencegahan penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD).



Bukan suatu kebetulan jika Walikota merujuk pada demam berdarah dengue (DBD), yang merupakan jenis demam berdarah yang lebih serius dan langka. Ketika DBD memang umum terjadi, hal ini akan membenarkan penggunaan vaksin yang diresepkan dan didanai oleh pihak yang sama.

Contoh kejadian di Kalimantan, dimana telah dilakukan penyebaran nyamuk sekaligus vaksin DBD kepada anak-anak. 

gif-c2-er0lkp-informasi-pelepasan-2023-12-19-035607

INFORMASI PELEPASAN 200 JUTA NYAMUK DI BALI

Tekanan evolusi setelah pelepasan telur Nyamuk Wolbachia dapat memNbuat virus DB menjadi lebih ganas. Prinsip ini menyatakan bahwa dalam lingkungan dengan tekanan seleksi, spesies cenderung berevolusi untuk mengembangkan karakteristik yang membuat mereka lebih tahan atau kuat terhadap tekanan tersebut.



Tekanan Evolusi dalam Konteks Nyamuk Wolbachia: Dengan memasukkan Nyamuk Wolbachia ke dalam populasi nyamuk Aides aegypti, terciptalah lingkungan baru yang memungkinkan terjadinya tekanan evolusi, yang dapat menyebabkan jenis DB yang lebih serius seperti DBD. Karena virus DB dan patogen lainnya akan beradaptasi untuk kelangsungan hidupnya.



Wolbachia bekerja dengan menginfeksi dan mengubah reproduksi dan sistem kekebalan nyamuk. Nyamuk dan penyakit bawaan yang dapat bertahan hidup kemungkinan besar akan memiliki keunggulan selektif dan menjadikannya endemik yang sebelumnya tidak terjadi.



Zika dianggap sebagai penyakit yang tidak berbahaya sampai terjadi pelepasan nyamuk secara massal di Brasil.
Link
 The Mosquitoes From Microbial Perspective Work

Menanggapi informasi dari postingan Instagram, Gladiator Bangsa mengadakan Zoom Meeting pada tanggal 30 September 2023 bersama Prof. Richard Claproth dan DR. IR. Kun Wardana, A. MT sebagai tuan rumah untuk menyelidiki risiko nyamuk dan kemungkinan digunakan sebagai senjata biologis.

Link Dokumen - Senjata Biologis



Narasumber yang hadir adalah Frances Micklem, yang terlibat dalam penelitian, penulisan, dan penyuntingan white paper untuk Institute for Responsible Technology. Fokusnya adalah meningkatkan kesadaran tentang bahaya pengeditan gen mikroba karena berbeda dengan kontaminasi kimia, mereka menyebar dan bermutasi.

Teknologi ini kini banyak digunakan oleh masyarakat dan direncanakan oleh WHO dan PBB untuk digunakan dalam industri farmasi, teknologi hijau, pestisida, pertanian, industri pangan, dan keamanan nasional.

Link Committee Roster



Pertemuan Zoom juga dihadiri oleh Prof. Adi Utarini dan Pak Warsito sebagai peneliti Wolbachia dari UGM, dan Tjok Gde Kerthyasa, seorang praktisi yang mengkhususkan diri dalam hemopati dan telah mempelajari masalah demam berdarah. Selain pembicara, dalam Pertemuan Zoom tersebut hadir para peserta dari Kementerian Kesehatan, BAPPENAS, dan lembaga pemerintah lainnya.

Banyak orang asing yang telah lama tinggal di Bali hadir karena keprihatinan mereka terhadap program penyebaran telur nyamuk yang terinfeksi Wolbachia yang dijadwalkan akan didistribusikan pada 13 November 2023.

Mosquito Genetic Engineering as a Bioweapon

Setelah melakukan penelitian melalui literatur dari berbagai jurnal ilmiah dan referensi dokumen yang diperoleh dari Prof. Adi Utarini dalam Pertemuan Zoom, kekhawatiran semakin bertambah.



Dalam kaitannya dengan Protokol Cartagena dan Protokol Nagoya, program penyebaran Nyamuk Wolbachia menimbulkan kekhawatiran;

  1. Wolbachia adalah IP Protected yang hak kekayaan intelektualnya dipatenkan dan mendapatkan perlindungan lingkungan setempat dan dokter tidak akan diizinkan untuk menguji akibat dari nyamuk tersebut.
  2. Telur Nyamuk dikecualikan dari peraturan impor dan ekspor sehingga bisa lolos tanpa ada inspeksi keamanan.
  3. Spesies nyamuk telah difungsikan dan dimanfaatkan dalam teknologi militer.
  4. Uji keamanan dilakukan dengan program Microsoft AI.
  5. Tidak ada Percobaan lapangan yang pernah dilakukan sebelumnya untuk gene drive karena sifatnya yang tidak dapat dikembalikan seperti semula. Link Gene Drive
  6. Program Nyamuk Wolbachia tidak melalui koordinasi dengan departemen yang terkait kapentingan nasional.
  7. Tidak ada penanggung jawab apabila ada dampak negatif dari hasil program.
  8. Prinsip etika seperti ijin dari masyarakat yang sebelumnya harus diberi informasi yang menjelaskan untung rugi, manfaat dan bahaya, kelemahan dan kekurangan dari program penyebaran Nyamuk Wolbachia ini belum dilakukan.
  9. Penelitian terhadap dampak lingkungan dalam uji coba di Jogjakarta tidak terukur.
  10. Kesadaran sosial terhadap program tersebut sangat minim.
  11. Dampak kerugian ekonomi dari berkurangnya wisatawan dan pekerja asing tidak dipertimbangkan.
  12. Konsultasi dan koordinasi dengan Kementrian Pertahanan dan Keamanan serta KLHK bahkan dengan BAPPENAS tidak dilakukan, padahal program nyamuk ini memproduksi agen biologis secara massal untuk dilepaskan di Indonesia yang akan berdampak luas dan berpotensi merugikan bahkan membahayakan, sengaja atau tidak sengaja.
  13. Keamanan ditanggung oleh agensi dari negara Amerika yaitu DARPA, yang direkomendasikan oleh WHO, dan memiliki komunitas diplomatik di Jenewa, yang didanai oleh keluarga di Australia secara pribadi.
  14. Yang paling buruk dari semuanya, kami menemukan bahwa nyamuk Wolbachia mengandung Teknologi Protokol Internet, yang diketahui oleh menteri kesehatan dari informasi yang diungkapkan oleh peneliti program. Link IP Technology 
  15. Risiko jangka pendek, menengah, dan jangka panjang dari program penyebaran telur Nyamuk Wolbachia tidak dapat diprediksi.

Untungnya, pada 5 November 2023, PJ Gubernur Bali mengirim perwakilan dari Dinas Kesehatan Bali untuk bertemu dengan Gladiator Bangsa, komunitas Bali, dan Bali Solidarity di acara "Car Free Day" di depan Monumen Bajra Sandhi menginformasikan bahwa akan diadakan koordinasi dengan DINKES Bali mengenai program pelepasan Nyamuk Wolbachia.

Kami diundang ke pertemuan darurat mengenai program nyamuk dalam beberapa hari mendatang. Saya mengirimkan email kepada semua peserta yang hadir yang mewakili beberapa stakeholder agar mereka memiliki informasi dan mengetahui kekhawatiran kami.



Berikut adalah daftar pemangku kepentingan yang tercantum dalam undangan rapat mengenai program nyamuk yang direncanakan untuk Bali.

Image description

Dalam pertemuan ini, terungkap bahwa pelepasan massal Nnyamuk Wolbachia di Bali (Denpasar dan Buleleng) bukanlah program dari pemerintah pusat, melainkan program yang diimplementasikan oleh Save the Children dan WMP (World Mosquito Program) tanpa dasar hukum formal dengan pemerintah Bali. Juga terungkap bahwa pemangku kepentingan telah menerima uang sebagai imbalan untuk mengizinkan pelepasan nyamuk.

Anda mungkin tertarik untuk mengetahui apakah stakeholder yang sama diinformasikan juga di kota-kota lain?

Bali beruntung mengetahui bahwa implementasi program Nyamuk Wolbachia ilegal sehingga dapat dihentikan, sementara kota-kota lain seharusnya dapat menghentikan program tersebut meskipun program dari pemerintah pusat. 



Sekarang terdapat pertanyaan tentang keamanan atau efikasi, dan kini ada penyelidikan pidana terhadap pelaksana, WMP dan Save the Children.

Profesor Richard Claproth, ditemani Dewa Putu Sudarsana, mengajukan laporan tentang aktifitas ilegal dan penyebaran berita bohong yang dilakukan WMP dan Save The Children ke Kantor Polisi di Bali

Program kesehatan dan pemantauan yang dilaksanakan oleh Menteri Kesehatan berdasarkan instruksi WHO tanpa berkoordinasi dengan Kementerian Pertahanan dan Keamanan serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan tanpa melalui koordinasi dengan BAPPENAS. 

Link UU 32 Tahun 2009 (PPLH)


Selanjutnya WMP menghindari semua pertanyaan penting mengenai penyebaran bakteri Wolbachia (Gene Drive) dengan klaim bahwa nyamuk yang dibuat di laboratorium sepenuhnya alami.

Gene Drive adalah teknologi; Wolbachia IP adalah teknologi; dan injeksi mikro terakhir dari urutan gen baru juga melibatkan teknologi rekayasa genetika. Ini membuat kami menyadari bahwa teknologi yang masih lemah kembali digunakan untuk membenarkan proyek berdampak besar ini, seperti yang digunakan oleh perusahaan farmasi untuk menyebut terapi pengeditan gen sebagai vaksin.

Masih dalam bagian dari penyelidikan, ilmuwan WMP bertemu dengan Profesor Richard Claproth.



Grafik dari ilmuwan menunjukkan peningkatan besar yang tidak dapat dijelaskan pada spesies nyamuk Culex, yang membawa penyakit Japanese Enchepalitis (JE) di Kulon Progo - Yogyakarta di mana sebelumnya tidak pernah ada kasus JE sama sekali.

gif-c1-er0lkp-bongkar-33-sikap-t-2023-12-18-213216

Richard mencatat temuannya yang memprihatinkan lainnya di sini:

gif-c2-er0lkp-8-bodoh-atau-propa-2023-12-18-194708

Ada klaim bahwa nyamuk Wolbachia dapat mengurangi penyebaran demam dengue sebanyak 70-90%, namun metode pengujian sangat terbatas dan tergantung pada orang-orang yang tidak memenuhi syarat untuk menghadiri klinik kilat dan ketergantungan pada penggunaan tes PCR yang meragukan.

Selain itu, tidak ada sosialisasi bahkan transparansi tentang kebutuhan akan undang-undang baru yang berpotensi merugikan ini.

WMP tidak memberikan penjelasan untuk situaNsi di Sri Lanka, di mana 
masih terjadi lonjakan wabah DBD. Dengan 64,109 kasus sejak Januari 2023, delapan distrik berisiko tinggi mencatat 23,222 kasus hingga Mei. Mirip dengan wabah 2017, tindakan segera diperlukan. WHO melaporkan 62,783 kasus hingga 8 September. 

Lihat: Sri Lanka: Dengue Outbreak - May 2023

Singapura, yang telah melaksanakan program Nyamuk Wolbachia sejak tahun 2016, masih mengalami peningkatan empat kali lipat kasus demam dengue sejak tahun 2021. 

Lihat: Kasus DBD Singapura Melonjak 4 Kali Lipat

Mungkin Anda akan terkejut mengetahui adanya kejanggalan karena program Nyamuk Wolbachia telah dicantumkan dalam surat Keputusan Menteri Kesehatan No 1341 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pilot Project Penanggulangan Dengue melalui Wolbachia sebagai inovasi penangulanganan DBD yang akan dilaksanakan di 5 kota yaitu Semarang, Jakarta Barat, Bandung, Kupang dan Bontang.

Hal ini dibuat tanpa ada dasar peraturannya. Tetapi dikemudian hari baru diterbitkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2023.

Link Permenkes Nomor 2 Tahun 2023

PJ Gubernur Bali menulis surat ini setelah kami melaporkan ke Kantor Polisi yang menyatakan bahwa pelepasan nyamuk harus dihentikan sampai Due Diligent dilakukan, dan Presiden Indonesia mendukung keputusannya.

Image description
Image description

PJ Gubernur berterima kasih kepada komunitas Gladiator Bangsa, Bali Solidarity, Aspek, dan SIS karena telah memberitahukan bahaya besar ini tepat pada waktunya.

Selanjutnya dibuat petisi online menolak penyebaran Nyamuk Wolbachia oleh SFS Foundation, ASPEK Indonesia dan Gladiator Bangsa.

STOP PENYEBARAN JUTAAN NYAMUK YANG TERPAPAR BAKTERI WOLBACHIA KARENA BERESIKO TERHADAP K3



Yang mendapat dukungan dari komunitas asing yang peduli Bali dan mereka juga membuat petisi online dalam bahasa Inggris.

Stop or Postpone Mass Mosquito Gene Drive on Bali

Aspek Hukum

  • Pelepasan Nnyamuk Wolbachia, sebagai agen biologis, harus dihadapi dengan kewaspadaan dan pertimbangan yang matang. Pasal 399 dan 445 UU Kesehatan baru (UU 17/2023) mengklasifikasikan pelepasan agen biologis yang berpotensi menyebabkan penyakit sebagai tindak pidana, menggarisbawahi perlunya penelitian dan transparansi sebelum pelaksanaan
  • Karena program pelepasan Nyamuk Wolbachia ini berdasarkan instruksi Menteri Kesehatan, menurut pendapat kami, sebaiknya melaporkan dan menyelidiki Menteri oleh Polisi. Dalam proses penyelidikan Polisi, semua data dan fakta akan terungkap, dan dapat ditentukan apakah Menteri telah melakukan pelanggaran hukum.
  • Jika Menteri Kesehatan tidak dapat memberikan bukti bahwa semua risiko yang disebutkan dalam artikel ini telah diteliti, ditangani, dan dikesampingkan sepenuhnya, maka ketentuan "berpotensi menimbulkan KLB" dalam pasal pidana terpenuhi. Setiap orang berhak untuk mengajukan laporan tindak pidana kepada Polisi, dan kemungkinan ini memuat bukti yang cukup untuk mendukung pengajuan laporan tersebut.
  • Pasal 399: "Setiap orang dilarang:
    a. menyebarkan bahan yang mengandung penyebab penyakit dan masalah Kesehatan yang berpotensi menimbulkan KLB; dan/atau
    b. menyebarkan agen biologi penyebab penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB dan Wabah."
  • Pasal 445: "Setiap orang yang melakukan kegiatan menyebarkan bahan yang mengandung penyebab penyakit dan/atau agen biologi penyebab penyakit dan masalah Kesehatan yang berpotensi menimbulkan KLB dan Wabah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 399 dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun atau pidana denda paling banyak Rp5.000.000.000 (lima miliar rupiah)."

Link: UU No. 17/2023

Untuk dipertimbangkan, tampaknya sangat tidak tepat jika pemetaan distribusi telur nyamuk berWolbachia menggunakan Microsoft AI yang sama digunakan untuk memetakan penyebaran bom oleh Israel di Gaza.

Teknologi ini telah dijadikan senjata sebelumnya; Dari hanya 50 target sipil yang dapat diidentifikasi setiap tahunnya; Setelah menggunakan AI, 100 target sipil dapat diidentifikasi per hari.

BONGKAR TUNTAS AGENDA TERSELUBUNG

BONGKAR TUNTAS AGENDA TERSELUBUNG

Kami informasikan juga mengenai kegiatan yang kami laksanakan secara paralel dalam upaya memutus penyebaran nyamuk ber-Wolbachia, yaitu dengan mengajukan SOMASI yang menuntut Menteri Kesehatan segera mencabut SK Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1341/2022 dan menghentikan segala tindakan penyebaran agen biologi penyebab penyakit dan yang dapat menimbulkan penyakit. Potensi menimbulkan wabah dan epidemi, terutama nyamuk yang dimodifikasi dengan bakteri Wolbachia dan organisme hidup lainnya yang dimodifikasi atau direkayasa.

Link Somasi MENKES

Kesimpulannya, kami sangat tidak setuju dengan metode dan pendekatan pelepasan Nnyamuk Wolbachia secara massal. Penyangkalan yang dilakukan oleh Menteri Kesehatan, Program Nyamuk Dunia, dan Organisasi Kesehatan Dunia terhadap teknologi kecerdasan buatan IP Wolbachia dan rekayasa genetika yang terkait dengannya menunjukkan kurangnya minat terhadap kehidupan manusia dan bahkan mengindikasikan adanya tujuan terselubung yang tidak baik dan tidak diumumkan untuk penyertaannya.



Kami juga sangat yakin bahwa program ini hanya membuang-buang uang dan dapat memberikan pendekatan alternatif yang jauh lebih baik.

Akan disadari bahwa nyamuk adalah yang pertama dari strategi PBB dan WHO yang tidak terencana, tidak aman, dan langkah-langkah kesehatan yang tidak dapat ditolak oleh Indonesia.

gif-c1-er0lkp-penolakan-penyebaran-2023-12-18-204847

Bandung menjadi kota pertama dari 5 kota yang ditetapkan untuk uji coba shingga menolak dijadikan kota percobaan penyebaran Nyamuk Wolbachia

Demo di depan Gedung DPRD JABAR
Demo di depan Gedung DPRD JABAR
Audiensi dengan Anggota DPRD Jabar

Kami mohon maaf karena memasukkan begitu banyak istilah ilmiah dalam informasi ini, namun pengetahuan saya tentang hal ini adalah satu-satunya cara untuk melindungi Indonesia dari infiltrasi diam-diam penggunaan teknologi eksperimental ini. Kami juga ingin mengingatkan Anda tentang risiko undang-undang internasional baru yang mungkin mengharuskan Indonesia untuk mengeksploitasi sumber daya nikel untuk baterai kendaraan listrik dalam teknologi ramah lingkungan dan sumber daya nuklirnya untuk menggerakkan dan mempersenjatai kapal selam untuk kemitraan Arkus

Besar harapan kami atas permohonan untuk menghentikan program penyebaran telur Nyamuk Wolbachia ini.

Atas pertimbangan dan kebijaksanaan yang terhormat Ibu Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, kami mengucapkan terima kasih.

Salam Hangat,

Micklem, Frances 

Catatan:

Email ini kami kirimkan ke 550 Anggota DPR-RI dan para pejabat Militer,
serta beberapa OPD di Indonesia  

No comments:

Post a Comment